Jumat, 30 Maret 2012

Karya Tulis Jamur SMA kelas X

MAKALAH BIOLOGI
“JAMUR”






Disusun Oleh:
1.      Bondan Aji Ridya Kusuma                         (06)
2.      Fariz Danang S.H.                                      (11)
3.      Fifka Afrigh Fadlillah                                 (13)
4.      Nuwas Dzarrin Tantowi                            (22)



SMA NEGERI 1 NGAWI
TAHUN PELAJARAN
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “JAMUR”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi insyaallah kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
            Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada guru kami yang telah membimbing saya. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
            Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
            Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang Keteladanan rosulluloh, karena itu kami harapkan hal ini juga dapat berguna bagi kita bersama.
            Semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.





Ngawi ,    November 2011


Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR             ……………………………      i

DAFTAR ISI                           ……………………….…      ii

BAB I PENDAHULUAN
a.     Latar Belakang        …………………………………      1
b.     Tujuan Penulisan    …………………………………..     1
c.      Manfaat Penulisan……………………………………       1
d.     Metode Penulisan…………………………………….       1

BAB II PEMBAHASAN
a.     ZYGOMYCOTA…………………………..........…    2
b.     ASCOMYCOTA.................………………………   7
c.      DEUTEROMYCOTA...…………………………..    11
d.     BASIDIOMYCOTA.......................................           14

BAB III KEUNTUNGAN       …………………………  16

BAB IV KERUGIAN              …………………………      17

BAB V KESIMPULAN          …………………………      18

DAFTAR PUSTAKA              …………………………      19
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG MASALAH
            Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, berpengaruh terhadap semua sisi kehidupan termasuk ilmu pengetahuan biologi ini. Sejak ditemukannya berbagai alat tekhnologi, pembahasan ilmu biologi semakin menjadi kompleks, contohnya Fungi atau Jamur. Karya ilmiah ini mencoba membahas salah satu bab di bidang ilmu pengetahuan biologi ini yaitu tentang Fungi.

B.      TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan pengamatan mikroskopis dan makroskopis, studi literatur, diskusi terhadap berbagai macam Jamur, cara reproduksinya dan peranannya bagi kehidupan manusia, diharapkan siswa dapat: 
1.      Mendiskripsikan  ciri – ciri umum Phylum dalam Kingdom Jamur.
2.      Membandingkan cara-cara reproduksi pada Jamur.
3.      Membuat laporan tertulis hasil pengamatan jenis – jenis jamur yang ada di lingkungannya.
4.      Menyajikan contoh peranan Jamur bagi kehidupan manusia.

C.      MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk memenuhi tugas pada pelajaran biologi.
2.      Sebagai bahan dalam memberikan sumbangan pemikiran pada pembaca untuk mengetahui peran Fungi

D.     METODE PENULISAN
Dalam penulisan karya ilmiah ini untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan menggunakan beberapa metode penulisan sebagai berikut:
1.      penulis membaca buku-buku dan kumpulan mata pelajaran yang berkaitan dengan penelitian ini


BAB II
PEMBAHASAN

A.                  ZYGOMYCOTA
Zygomycota, adalah tumbuhan jamur yang terdiri dari benang-benang hifa yang bersekat, tetapi ada pula yang tidak bersekat.
Jamur ini dapat membentuk struktur dorman bersifat sementara yang disebut zigospora. Jamur dalam subdivisi ini dahulunya dimasukkan bersama-sama Mastigomycota ke dalam kelas Phycomicetes, berdasarkan ciri khas berupa hifa yang tak bersekat-sekat (aseptat), tetapi ternyata kedua subdivisi ini menunjukkan banyak ciri yang berlainan, seperti tempat hidup dan jumlah flagel pada zoospore sehingga perlu ditempatkan secara terpisah.
Jamur-jamur dalam kelas ini sebagian besar hidup di darat dan di dalam tanah atau pada bagian tumbuhan dan hewan yang membusuk. Perkembangbiakan jamur dalam kelas ini adalah perkembangbiakan seksual dengan gametangiogami dari dua hifa yang saling sesuai dengan menghasilkan zigospora, sedangkan perkembangbiakan aseksual dilakukan dengan membentuk spora tak berflagel yang berupa sporangiospora atau konidia. Zygomycota mempunyai hifa senositik, yaitu hifa yang mengandung banyak inti dan tidak mempunyai sekat melintang, jadi hifa berbentuk satu tabung halus yang mengandung protoplast dengan banyak inti. Seperti halnya jamur lain, zygomycota memproduksi dinding sel yang mengandung zat kitin,mereka tumbuh sebagai miselia atau benang-benang yang disebut hifa. Jamur dalam kelas ini disebut sebagai jamur paling tinggi dibandingkan dengan kelas Ascomycota dan Basidiomycota.

Cara Reproduksi
            Zygomycetes dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual adalah dengan spora yang dihasilkan oleh sporangium. Reproduksi seksualnya dengan konjugasi.

Cabang pendek Rhizopus yang berjenis positif dan cabang pendek yang berjenis negative bertemu pada ujungnya. Setelah bertemu akan terbentuk sekat didndidng dibawah ujung cabang hifa. Gamet dari kedua rhizopus kemudian bertemu dan melebur membentuk zigot. Zigot mempunyai dinding pelindung yang tebal kemudian zigot memasuki periode dormansi. SDormansi biasanya berlangsung selama 1 sampai 3 bulan. Setelah periode dormansi zigot berkecabah. Saat berkecambah, inti sel zigot melkukan meiosis, kemudian hifa haploid pendek tumbuh dari zigot. Hifa haploid segera membentuk sporangium yang akan memproduksi spoara aseksual. Setelah dibebaskan dari sporangium, spora aseksual akan membentuk miselium baru.


Beberapa jenis jamur yang tergolong Zygomycota, antara lain:
a. Jamur Roti (Rhizopus Stolonifer)
Jika roti yang lembab disimpan ditempat yang hangat dan gelap, beberapa hari kemudian akan tampak jamur tumbuh diatasnya. Pada roti akan tumbuh bulatan hitam, yang disebut Sporangium yang dapat menghasilkan sekitar 50.000 spora.
b. Jamur Tempe (Rhizopus Nigricans)
Jamur tempe digunakan dalam pembuatan tempe. Reproduksi rhizopus nigricans dapat terjadi secara seksual dan aseksual.
c. Pilobolus
Adalah salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi. Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan cahaya. Jamur ini menunjukkan respon positif terhadap cahaya.

Peranan Jamur Zygomycota
1. Dekomposer dalam tanah dan kotoran, sehingga bermain peranan yang cukup besar dalam siklus karbon.
2. Berperan dalam beberapa simbiosis, seperti yang pada Harpellales yang mendiami arthropoda (khususnya larva serangga air tawar akuatik) yang melekat pada lapisan chitinous dari hindgut. Harpellids memperoleh gizi pada pakan yang tidak dimanfaatkan oleh arthropoda. Karena mereka pada umumnya dianggap tidak berbahaya dan tidak bermanfaat bagi hewan inang, asosiasi ini dianggap commensalistic.
3. bearing trichospores yang melekat pada kutikula hindgut dari Chili blackfly.
4.Pathogen serangga yang dapat menyebabkan penyakit wabah besar
5. Parasit pada jamur Basidimycota Sejumlah spesies digunakan dalam fermentatios, seperti Rhizopus oligosporus yang dimanfaatkan dalam pembuatan tempe, dan Actinomucor elegans di Cina untuk pembuatan keju atau sufu (Hesseltine 1991).
6. Menyebabkan infeksi oportunistik dari diabetes, immuno-tertindas, infeksi virus dan dikompromi immuno-pasien (de Hoog dkk. 2000).
7. Parasit pada amoeba.

Sebagai agen penyakit tanaman misalnya, Choanephora cucurbitarum yang menyebabkan bunga cucurbita membusuk.
Beberapa jenis memiliki dampak negatif ekonomi pada manusia menyebabkan buah-buahan terutama strawberry oleh Rhizopus stolonifer.


B.                        ASCOMYCOTA
CIRI-CIRI:
-UMUM
·         organisme eukariotik
·         multiseluler (bersel banyak).
-KHUSUS
- Menghasilkan spora askus (askospora).
- Askospora adalah spora hasil reproduksi seksual berjumlah 8 spora yang tersimpan dalam kotak spora.
- Askus adalah kotak spora tempat tersimpannya askospora.


1)      Habitat
Jamur berhabitat pada bermacam macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
2)   Cara Hidup
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
3)                                       Struktur Hifa
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.  Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.

4)                                       Cara Memperoleh Makan
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.  
a. Parasit obligat
merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia
carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif
adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang
 cocok.
c. Saprofit
merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah
mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.

5)                                       Struktur Tubuh
a.      Ada yang terdiri dari satu sel (uniseluler) dan banyak sel (multiseluler).
b.      Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa.
c.       Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium.
d.       Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
 Ascomycota, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak.
6)                 Reproduksi
a.    aseksual (vegetatif).
 Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.



b.    Seksual (Generatif)
a)      Mula-mula Hifa berbeda jenis saling berdekatan.
b)      Hifa betina akan membentuk Askogonium dan hifa jantan akan membentuk Anteridium, masing-masing berinti haploid.
c)      Dari askogonium akan tumbuh Trikogin yaitu saluran yang menghubungkan askogonium dan anteridium.
d)      Melalui trikogin anteridium pindah dan masuk ke askogonium sehingga terjadi plasmogami.
e)      Askogonium tumbuh membentuk sejumlah hifa askogonium yang dikarion. Pertumbuhan terjadi karena pembelahan mitosis antara inti-inti tetapi tetap berpasangan.
f)       Pada ascomycota yang memiliki badan buah, kumpulan hifa askogonium yang dikariotik ini membentuk jalinan kompak yang disebut Askokarp. Ujung-ujung hifa pada askokarp membentuk askus dengan inti haploid dikariotik.
g)      Di dalam askus terjadi kariogami menghasilkan inti diploid.
h)      Di dalam askus terdapat 8 buah spora. Spora terbentuk di dalam askus sehingga disebut sporaaskus. Spora askus dapat tersebar oleh angin. Jika jatuh di tempat yang sesuai, spora askus akan tumbuh menjadi benang hifa yang baru.
i)        Catatan: Di dalam askus terdapat 8 buah spora karena 2 inti diploid melakukan pembelahan meiosis menghasilkan 4 inti haploid. Setiap haploid akan membelah secara mitosis sehingga setiap askus terdiri dari 8 buah spora. 7) Bentuk-bentuk Ascomycota
j)                       Bentuk askus ada bermacam-macam, antara lain:
a.Askus tanpa askokarp
b.Askus yang askokarpny berbentuk deperti mangkok disebut aposetium.
c.Askus yang askokarpnya berbentuk bola tanpa ostiulum disebut kleistotesium.
d.Askus yang askokarpnya berbentuk botol dengan leher dan memiliki ostiulum disebut peritesium.
7) Macam-macam Ascomycota
1. Sacharomyces cerevisae:
dikenal sebagai ragi.
- berguna untuk membuat bir, roti maupun alkohol.
- mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan
proses fermentasi.
2. Neurospora sitophila:
jamur oncom.
3. Peniciliium noJaJum
dan Penicillium chrysogenum
penghasil antibiotika penisilin.
4. Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti
berguna untuk mengharumkan keju.
5. Aspergillus oryzae
untuk membuat sake dan kecap.
6. Aspergillus wentii
untuk membuat kecap
7. Aspergillus flavus
menghasilkan racun aflatoksin  hidup pada biji-bijian.
flatoksin salah satu penyebab kanker hati.
8. Claviceps purpurea
hidup sebagai parasit pada
bakal buah Gramineae.




C.                         DEUTEROMYCOTA
Telah dibahas sebelumnya bahwa jamur yang reproduksi seksualnya menghasilkan askus digolongkan Ascomycota dan yang menghasilkan basidium digolongkan Basidiomycota. Akan tetapi, belum semua jamur yang dijumpai di alam telah diketahui cara reproduksi seksualnya. Terdapat kira-kira 1500 jenis jamur yang belum diketahui cara reproduksi seksualnya. Akibatnya, ilmuwan tidak dapat memasukkannya ke dalam Zygomycota, Ascomycota, atau Basidiomycota. Jamur yang demikian, untuk sementara waktu digolongkan Deuteromycota atau “jamur tak tentu” atau disebut juga jamur tidak sempurna. Jadi, Deuteromycota bukanlah penggolongan yang sesungguhnya atau bukan takson. Jika kemudian menurut penelitian ada jenis dari jamur ini yang diketahui reproduksi seksualnya, maka akan dimasukkan ke dalam Zygomycota, Ascomycota, atau Basidiomycota. Jika menghasilkan askus akan dimasukkan ke dalam Ascomycota, dan jika menghasilkan basidium akan digolongkan Basidiomycota.
Perubahan pengelompokan jamur tersebut akan mengubah nama spesiesnya. Sebagai contoh adalah jamur oncom. Mula-mula, jamur ini digolongkan Deuteromycota dengan nama Monilia sitophila. Namun, ketika Prof. Dwidjoseputro (almarhum) dari IKIP Malang (sekarang Universitas Negeri Malang) melakukan penelitian, ternyata Monilia sitophilia dapat melakukan reproduksi seksual dan menghasilkan askus. Oleh beliau jamur oncom dimasukkan ke dalam Ascomycota dan namanya Neurospora sitophila. Lihat Gambar 1.9. Beberapa jamur Deuteromycota lainnya yang diklasifikasi ulang menjadi Ascomycota antara lain jamur dari genus Aspergillus, Candida, dan Penicillium. Oleh ahli mikologi, nama genus Aspergillus diubah menjadi Eurotium, Candida menjadi Pichia, dan Penicillium menjadi Talaromyces.

Setelah diketahui reproduksi seksualnya menghasilkan askus, Neurospora dimasukkan dalam kelompok Ascomycota
Contoh jamur yang tergolong Deuteromycota adalah Tinea versicolor penyebab panu dan Epidermophyton floocossum penyebab penyakit kaki atlet. Berbagai penyakit jamur pada manusia banyak diakibatkan oleh jamur Deuteromycota. Demikian pula penyakit pada hewan.
Jamur Deuteromycota juga ada yang bermanfaat, yaitu Aspergillus. Aspergillus ada yang telah memasukkannya ke dalam Ascomycota. Akan tetapi, ada pula yang memasukkannya ke dalam Deuteromycota.
Aspergillus bersifat saprofit dan terdapat di mana-mana, baik di negara tropika maupun subtropika. Aspergillus hidup pada makanan, sampah, kayu, dan pakaian. Hifa Aspergillus bercabang-cabang. Pada hifa tertentu muncul konidior (pembawa konidia) yang memiliki konidiaspora yang tumbuh radial pada konidiofor. Coba perhatikan jamur berwarna kekuningan atau kecokelatan pada roti dan periksalah dengan mikroskop.
Beberapa di antara spesies Aspergillus ada yang digunakan untuk proses pengolahan makanan, misalnya:

  1. Aspergillus niger untuk menjernihkan sari buah
  2. Aspergillus oryzae digunakan untuk melunakkan adonan roti
  3. Aspergillus wentii digunakan untuk pembuatan kecap, tauco, sake, dan asam oksalat.


(a) Aspergillus niger, (b) Aspergillus oryzae, (c) Aspergillus wentii
Ada pula Aspergillus parasit yang menimbulkan penyakit aspergillosis yang menyerang paru-paru pada manusia, yaitu Aspergillus flavus. A. Fumigatus adalah penyebab infeksi saluran pernapasan.






Rangkuman
  1. Jamur atau fungi adalah organisme bersel tunggal atau bersel banyak, yang dinding selnya mengandung kitin, eukariotik, dan tidak berklorofil, hidup heterotrof secara saprofit, parasit, atau simbiosis
  2. Jamur sebagian besar multiseluler; berukuran mikroskopik atau makroskopik; berbentuk oval pada yang uniseluler, dan berbentuk filamen atau membentuk badan buah pada yang multiseluler
  3. Jamur multiseluler terbentuk dari rangkaian sel yang membentuk benang hifa, ada yang bersekat melintang dan ada yang tidak. Kumpulan hifa membentuk miselium.
  4. Jamur hidup di berbagai tempat, terutama di darat pada lingkungan yang lembap.
  5. Jamur melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dengan pembentukan kuncup pada jamur uniseluler, serta fragmentasi miselium dan pembentukan spora aseksual pada jamur multiseluler. Reproduksi seksual jamur adalah dengan pembentukan spora seksual.
  6. Deuteromycota multiseluler memiliki hifa sekat. Deuteromycota adalah golongan semua jamur yang belum diketahui cara reproduksi seksualnya.


D.                 BASIDIOMYCOTA
A. Struktur Tubuh
Basidiomycotina adalah jamur multiseluler yang hifanya bersekat. Hifa vegetative Basidiomycotina terdapat dalam substratnya (tempat hidupnya), misal pada kulit kayu, tanah, dan serasah daun. Jalinan hifa generative jamur ini ada yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak membentuk tubuh buah. Tubuh buah pada Basidiomycotina disebut basidiokarp.

Basidiokarp berukuran makroskopik sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk basidiokarp bermacam-macam, misalnya seperti paying, kuping, atau setengah lingkaran. Basidiokarp ada yang memiliki batang dan ada yang tidak. Pada bagian bawah tudung basidiokarp terdapat lembaran-lembaran (bilah). Pada lembaran ini terbentuk banyak basidium yang akan menghasilkan spora basidium (basidiospora). Basidiospora merupakan spora generative.

B. Habitat
Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa makhluk hidup, misalnya serasah daun di tanah, merang padi, dan batang pohon mati. Jamur yang parasit hidup pada organisme inangnya, misalnya tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentuk mikoriza.

C. Reproduksi
Reproduksi jamur ini terjadi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual yaitu dengan cara membentuk spora konidia. Seperti Zygomycotina dan Ascomycotina, reproduksi sesksual Basidiomycotina terjadi melalui perkawinan antara hifa yang berbeda jenis menghasilkan spora seksulal (spora generative), yaitu spora basidium (basidiospora). Tahapan reproduksi seksual pada Basidiomycotina adalah sebagai berikut.
§ Hifa (+) dan hifa (-) yang berinti haploid (n) berkecambah dari basidiospora. Kedua hifa ini saling bersinggungan.
§ Plasmogami terjadi antara hifa (+) dan hifa (-) sehingga inti salah satu hifa pindah ke hifa lainnya membentuk hifa dengan dua inti haploid (n) yang berpasangan (dikariotik).
§ Hifa haploid dikariotik akan tumbuh menjadi miselium haploid dikariotik.
§ Miselium dikariotik tumbuh dan membentuk badan buah yang disebut basidiokarp.
§ Pada ujung-ujung hifa basidiokarp terjadi kariogami sehingga membentuk basidium yang berinti diploid (2n).
§ Inti diploid dalam basidium akan membelah secara meioisis menjadi empat inti yang haploid (n).
§ Basidium membentuk empat tonjolan yang disebut sterigma pada ujungnya.
§ Satu inti haploid pada basidium kemudian masuk ke dalam salah satu sterigma dan berkembang menjadi basidiospora.
§ Jika basidiospora terlepas dari basidium dan jatuh pada tempat yang sesuai, akan tumbuh menjadi hifa yang haploid.
D. Peranan
Jamur basidiomycotina adalah kelompok jamur dengan jumlah sekitar sekitar 25 ribu spesies yang sudah diidentifikasi. Beberapa jenis jamur Basidiomycotina yang menguntungkan adalah sebagai berikut.
§ Jamur kuping (Auricularia polytrichia), jamur merang (Volvariella volvacea), dan jamur shitake (Lentinula edodes) dapat dimakan tubuh buahnya.
§ Jamur kayu (Ganoderma) sebagai obat atau makanan suplemen.
Adapun jamur Basidiomycotina yang merugikan adalah sebagai berikut.
§ Jamur karat (Puccinia graminis) merupakan parasit pada daun tanaman pertanian dari family Gramineae, misalnya jagung dan gandum.
§ Puccinia arachidis, parasit pada tanaman kacang tanah.
§ Ustilago maydis, parasit pada jagung.
§ Amanita ocreata dan Amanita phalloides, beracun dan mematikan jika dimakan.
§ Amanita muscaria, dapat menyebabkan halusinasi jika dimakan.
Terdapat beberapa jenis jamur Basidiomycotina yang mempunyai tubuh buah yang sulit dibedakan antara beracun dan tidak beracun, sehingga lebih baik jangan memakan jamur yang belum diketahui dapat dimakan atau tidak.


BAB III
KEUNTUNGAN
Jamur yang menguntungkan antara lain, sebagai berikut.
a. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan bir.
b. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
c. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
d. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein tinggi.
e. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam pembuatan tempe dan oncom.
Sementara itu, jamur yang merugikan, antara lain, sebagai berikut.
a. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paruparu manusia.
b. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
c. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.




 BAB IV
KERUGIAN


Kerugian yang ditimbulkan oleh jamur misalnya berbagai spesies jamur yang menghasilkan zat beracun misal aflatoksin dari Aspergilus flavus, jamur jamur yang menyebabkan korosi dan pelapukan kayu dan dinding, jamur yg menyebabkan gangguan pernafasan misal ruangan ber AC yang jarang sekali diganti udaranya, jamur yang menyebabkan penyakit pada hewan , tumbuhan dan manusia dsb.kerugian jamur adalah ketika jamur itu bersifat patogen atau membawa penyakit contoh panu, kurap, kudis, dll



 BAB V
KESIMPULAN
Jamur adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.



DAFTAR PUSTAKA


-         Syamsuri, Istamar dkk. 2007. Biologi. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
-         Kirana, Candra dkk. 2011. Biologi XA. Klaten: CV Viva Pakarindo
-         www.Google.com






Mau Download karya tulis/makalah diatas???
This is it
Download Karya Tulis Protista SMA kelas X
 

1 komentar:

Mau Komen?
Tidak punya ID?

Pilih Name/URL
Isi Name dengan nama kamu.
URLnya www.google.com